Keragaman merupakan
suatu kondisi pada kehidupan masyarakat. Perbedaan seperti itu ada pada suku
bangsa, agama, ras, serta budaya. Keragaman yang ada di Indonesia adalah
kekayaan dan keindahan bangsa indonesia. Pemerintah harus bisa mendorong
keberagaman tersebut menjadi suatu kekuatan untuk bisa mewujudkan persatuan dan
kesatuan nasional menuju indonesia yang lebih baik.
A. Keberagaman
dalam Masyarakat Indonesia
1. Faktor
Penyebab Keberagaman Masyarakat Indonesia
Keberagaman
masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa hal adalah sebagai berikut :
1. Keadaan geografis
Indonesia
merupakan negara kesatuan yang memiliki beribu-ribu pulau yang dipisahkan oleh
selat dan laut. Ini merupakan kondisi lingkungan geografis Indonesia.
Lingkungan geografis semacam itu menjadi sumber adanya keanekaragaman suku,
budaya, ras dan golongan Indonesia.
2. Pegaruh kebudayaan asing
Adanya
kontak dan komunikasi dengan para pedagang asing yang memiliki corak budaya dan
agama yang berbeda menyebabkan terjadinya proses akulturasi unsur kebudayaan
dan agama.
3. Kondisi iklim dan kondisi alam yang berbeda
Kondisi
iklim seperti perbedan musim hujan dan kemarau antar daerah, serta perbedaan
kondisi alam seperti pantai, pegunungan mengakibatkan perbedaan pada
masyarakat.
2. Keanekaragaman
Suku Bangsa di Indonesia
Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang
majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang artinya
berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman
suku bangsa, budaya, agama, ras, dan bahasa.
Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan
identitas akan kesatuan kebudayaan. Orang-orang yang tergolong dalam satu suku
bangsa tertentu, pastilah mempunyai kesadaran dan identitas diri terhadap
kebudayaan suku bangsanya, misalnya dalam penggunaan bahasa daerah serta
mencintai kesenian dan adat istiadat.
Suku-suku
bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah bangsa, persebaran
suku bangsa dipengaruhi oleh factor geografis, perdagangan laut, dan kedatangan
para penjajah di Indonesia. Perbedaan suku bangsa satu dengan suku bangsa yang
lain di suatu daerah dapat terlihat dari ciri-ciri berikut ini.
a. Tipe fisik, seperti warna
kulit, rambut, dan lain-lain.
b. Bahasa yang dipergunakan,
misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa Madura, dan lain-lain.
c. Adat istiadat, misalnya
pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara kematian.
d. Kesenian daerah, misalnya
Tari Janger, Tari Serimpi, Tari Cakalele, dan Tari Saudati.
e. Kekerabatan, misalnya
patrilineal (sistem keturunan menurut garis ayah) dan matrilineal (sistem
keturunan menurut garis ibu).
f. Batasan fisik lingkungan,
misalnya Badui dalam dan Badui luar.
Berikut ini contoh persebaran suku bangsa di Indonesia:
1. Nanggroe Aceh Darussalam : suku Aceh, suku Alas, suku Gayo, suku
Kluet, suku Simelu, suku Singkil, suku Tamiang, suku Ulu .
2. Sumatera Utara : suku Karo, suku Nias, suku Simalungun, suku
Mandailing, suku Dairi, suku Toba, suku Melayu, suku PakPak, suku maya-maya
3. Sumatera Barat : suku Minangkabau, suku Mentawai, suku Melayu,
suku guci, suku jambak
4. Riau : Melayu, Siak, Rokan, Kampar, Kuantum Akit, Talang Manuk,
Bonai, Sakai, Anak Dalam, Hutan, Laut .
5. Kepulauan Riau : Melayu, laut
6. Bangka Belitung : Melayu
7. Jambi : Batin, Kerinci,
Penghulu, Pewdah, Melayu, Kubu, Bajau .
8. Sumatera Selatan : Palembang, Melayu, Ogan, Pasemah, Komering,
Ranau Kisam, Kubu, Rawas, Rejang, Lematang, Koto, Agam
9. Bengkulu : Melayu, Rejang,
Lebong, Enggano, Sekah, Serawai, Pekal, Kaur, Lembak
10. Lampung : Lampung, Melayu, Semendo, Pasemah, Rawas, Pubian,
Sungkai, Sepucih
11. DKI Jakarta : Betawi
12. Banten : Jawa, Sunda, Badui
13. Jawa Barat : Sunda,
14. Jawa Tengah : Jawa, Karimun, Samin, Kangean
15. D.I.Yogyakarta : Jawa
16. Jawa Timur : Jawa, Madura, Tengger, Asing
17. Bali : Bali, Jawa, Madura
18. NTB : Bali, Sasak, Bima, Sumbawa, Mbojo, Dompu, Tarlawi, Lombok
19. NTT : Alor, Solor, Rote, Sawu, Sumba, Flores, Belu, Bima
20. Kalimantan Barat : Melayu,
Dayak (Iban Embaluh, Punan, Kayan, Kantuk, Embaloh, Bugan,Bukat), Manyuke
21. Kalimantan Tengah : Melayu, Dayak (Medang, Basap, Tunjung,
Bahau, Kenyah, Penihing, Benuaq), Banjar, Kutai, Ngaju, Lawangan, Maayan,
Murut, Kapuas
22. Kalimantan Timur : Melayu, Dayak(Bukupai, Lawangan, Dusun,
Ngaju, Maayan)
23. Kalimantan Selatan : Melayu, Banjar, Dayak, Aba
24. Sulawesi Selatan : Bugis, Makasar, Toraja, Mandar
25. Sulawesi Tenggara : Muna, Buton,Totaja, Tolaki, Kabaena,
Moronehe, Kulisusu, Wolio
26. SulawesiTengah : Kaili, Tomini, Toli-Toli,Buol, Kulawi,
Balantak, Banggai,Lore
27. Sulawesi Utara : Bolaang-Mongondow, Minahasa, Sangir, Talaud,
Siau, Bantik
28. Gorontalo : Gorontalo
29. Maluku : Ambon, Kei, Tanimbar, Seram, Saparua, Aru, Kisar
30. Maluku Utara : Ternate, Morotai, Sula, taliabu, Bacan, Galela
31. Papua Barat : Waigeo, Misool, Salawati, Bintuni, Bacanca
32. Papua Tengah : Yapen, Biak, Mamika, Numfoor
33. Papua Timur : Sentani, Asmat, Dani, Senggi
3.
Keanekaragaman Budaya Bangsa di Indonesia
Bangsa Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya. Tiap daerah atau
masyarakat mempunyai corak dan budaya masing-masing yang memperlihatkan ciri
khasnya. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai bentuk kegiatan sehari-hari,
misalnya upacara ritual, pakaian adat, bentuk rumah, kesenian, bahasa, dan
tradisi lainnya. Contohnya adalah pemakaman daerah Toraja, mayat tidak dikubur
dalam tanah tetapi diletakkan dalam goa. Di daerah Bali, mayat dibakar(ngaben).
Lingkungan tempat tinggal mempengaruhi bentuk rumah tiap suku
bangsa. Rumah adat di Jawa dan di Bali
biasanya dibangun langsung di atas tanah. Sementara rumah-rumah adat di luar
Jawa dan Bali dibangun di atas tiang atau disebut rumah panggung. Alasan orang
membuat rumah panggung antara lain untuk meghindari banjir dan menghindari
binatang buas. Kolong rumah biasanya dimanfaatkan untuk memelihara ternak dan
menyimpan barang. Keanekaragaman budaya dapat dilihat dari bermacam-macam
bentuk rumah adat.
Berikut
ini beberapa contoh rumah adat.
1. Rumah Bolon (Sumatera Utara).
2. Rumah Gadang (Minangkabau, Sumatera Barat).
3. Rumah Joglo (Jawa Tengah, Yogyakarta, dan
Jawa Timur).
4. Rumah Lamin (Kalimantan Timur).
5. Rumah Bentang (Kalimantan Tengah).
6. Rumah Tongkonan (Sulawesi Selatan).
7. Rumah Honai (Rumah suku Dani di Papua).
Setiap suku bangsa mempunyai upacara adat dalam peristiwa-peristiwa
penting kehidupan. Misalnya upacara-upacara kelahiran, penerimaan menjadi
anggota suku, perkawinan, kematian, dan lain-lain. Nama dan bentuk upacara
menandai peristiwa kehidupan itu berbeda-beda dalam masing-masing suku.
Beberapa
contoh upacara adat yang dilakukan suku-suku di Indonesia antara lain sebagai
berikut.
1. Mitoni, tedhak siti, ruwatan, kenduri,
grebegan (Suku Jawa).
2. Seren taun (Sunda).
3. Kasodo (Tengger).
4. Nelubulanin, ngaben (Bali).
5. Rambu solok (Toraja).
Contoh lagu-lagu daerah sebagai berikut.
1. Nangroe Aceh Darussalam
Piso Surit
2. Sumatera Utara Lisoi,
Sinanggar Tullo, Sing Sing So, Butet
3. Sumatera Barat Kambanglah
Bungo, Ayam Den Lapeh, Kampuang Nan Jauh di Mato
4. Riau Soleram
5. Sumatera Selatan Dek
Sangke, Tari Tanggai, Gendis Sriwijaya
6. Jakarta Jali-jali,
Kicir-kicir, Surilang
7. Jawa Barat Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Manuk Dadali, Sapu Nyere
Pegat Simpai
8. Jawa Tengah Gundul-gundul
Pacul, Gambang Suling, Suwe Ora Jamu, Pitik Tukung, Ilir-ilir,
9. Jawa Timur Rek Ayo Rek,
Turi-turi Putih
10. Madura Karaban Sape,
Tanduk Majeng
11. Kalimantan Barat Cik Cik
Periok
12. Kalimantan Tengah Naluya, Kalayar, Tumpi Wayu
13. Kalimantan Selatan Ampar Ampar Pisang, Paris Barantai
14. Sulawesi Utara Si Patokaan, O Ina Ni Keke, Esa Mokan
15. Sulawesi Selatan Anging Mamiri, Ma Rencong, Pakarena
16. Sulawesi Tengah Tondok Kadadingku
17. Bali Dewa Ayu, Meyong-meyong, Macepetcepetan, Janger, Cening
Putri Ayu.
18. NTT Desaku, Moree, Pai Mura Rame, Tutu Koda, Heleleu Ala De
Teang,
19. Maluku Kole-Kole, Ole Sioh, Sarinande, Waktu Hujan Sore-sore,
Ayo Mama, Huhatee
20. Papua Apuse, Yamko Rambe Yamko
Contoh Tari-tarian Tradisional Indonesia
1. Nangroe Aceh Darussalam
Tari Seudati, Saman, Bukat
2. Sumatera Utara Tari
Serampang, Baluse, Manduda
3. Sumatera Barat Tari
Piring, Payung, Tabuik
4. Riau Tari Joget Lambak,
Tandak
5. Sumatera Selatan Tari
Kipas, Tanggai, Tajak
6. Lampung Tari Melinting,
Bedana
7. Bengkulu Tari Adum,
Bidadari
8. Jambi Tari Rangkung,
Sekapur Sirih
9. Jakarta Tari Yapong, Serondeng, Topeng
10. Jawa Barat Tari Jaipong,
Merak, Patilaras
11. Jawa Tengah-Yogyakarta
Tari Bambangan Cakil, Enggot-enggot, Bedaya, Beksan,
12. Jawa Timur Tari Reog
Ponorogo, Remong
13. Bali Tari Legong, Arje,
Kecak
14. Nusa Tenggara Barat Tari
Batunganga, Sampari
15. Nusa Tenggara Timur Tari
Meminang, Perang
Contoh Seni Pertunjukan yang Ada di Indonesia
1. Banten: Debus
2. DKI Jakarta: Ondel-ondel, Lenong
3. Jawa Barat: Wayang Golek, Rudat, Banjet,
Tarling, Degung
4. Jawa Tengah: Wayang Kulit, Kuda Lumping,
Wayang Orang, Ketoprak, Opak Alang, Sintren
5. Jawa Timur: Ludruk, Reog, Wayang Kulit
6. Bali: Wayang Kulit, Janger
7. Riau: Makyong
8. Kalimantan: Mamanda
Selain hasil kesenian yang sudah disebutkan di atas, suku-suku
bangsa di Indonesia juga mempunyai hasil karya seni dalam bentuk benda. Karya
seni yang dihasilkan oleh seniman-seniman dari berbagai suku bangsa yang ada di
Indonesia, antara lain seni lukis, seni pahat, seni ukir, patung, batik, anyaman,
dan lain-lain. Benda-benda karya seni yang terkenal, antara lain ukiran Bali
dan Jepara, Patung Asmat dan patung-patung Bali, anyaman dari suku-suku Dayak
di Kalimantan, dan lain-lain. Hasil kerajinan seni ini menjadi barang-barang
cindera mata yang sangat digemari turis mancanegara.
Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa suku bangsa adalah suatu
golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan
kebudayaan. Identitas seringkali dikuatkan kesatuan bahasa. Oleh karena itu,
kesatuan kebudayaan bukan suatu hal yang ditentukan oleh orang luar, melainkan
oleh warga yang bersangkutan itu sendiri. Suku-suku yang ada di Indonesia
antara lain Gayo di Aceh, Dayak di Kalimantan, dan Asmat di Papua.
4.
Keanekaragaman Agama di Indonesia
Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan antar manusia dan lingkungannya
Menurut Penetapan Presiden (Penpres) No.1/PNPS/1965 junto
Undang-undang No.5/1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan agama
dalam penjelasannya pasal demi pasal dijelaskan bahwa Agama-agama yang dianut
oleh sebagian besar penduduk Indonesia adalah: Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Buddha, dan Konghucu. Meskipun demikian bukan berarti agama-agama dan
kepercayaan lain tidak boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia. Bahkan
pemerintah berkewajiban mendorong dan membantu perkembangan agama-agama
tersebut.
5.
Keanekaragaman Ras di Indonesia
Ras dapat diartikan sebagai sekelompok besar manusia yang memiliki
ciri-ciri fisik yang sama. Manusia yang satu memiliki perbedaan ras dengan
manusia lainnya karena adanya perbedaan ciri-ciri fisik, seperti warna kulit,
warna dan bentuk rambut, bentuk muka, ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan
warna mata, dan ciri fisil yang lain.
Masyarakat indonesia memiliki keberagaman ras disebabkan oleh
kehadiran bangsa asing ke wilayah Indonesia. Beberapa ras yang ada di Indonesia
seperti
1.
ras malayan-mongoloid yang
tersebar di wilayah sumatra, kalimantan, sulawesi, jawa, bali,.
2.
ras malanesoid yang tersebar di
daerah Papua, NTT dan maluku.
3.
ras Kaukosoid yaitu orang
India, timur Tengah, Australia, Eropa dan Amerika.
4.
ras Asiatic mongoloid seperti
orang Tionghoa, korea dan jepang. Ras ini tinggal dan menyebar di seluruh
wilayah Indonesia, namun terkadang mendiami wilayah tertentu.
6.
Keanekaragaman Golongan di Indonesia
Keanekaragaman golongan atau kelompok dalam masyarakat merupakan
suatu gejala yang selalu ada dalam setiap kehidupan manusia dan kedudukannya
sangat penting. Mungkin kamu tidak menyadari bahwa sejak kamu lahir sampai
meninggal dunia menjadi anggota kelompok dan terikat dengan kelompok. Sejak
lahir kamu menjadi anggota keluarga, menjadi warga suatu RT, RW, kelurahan,
desa, kecamatan, kabupaten, propinsi dan negara. Meningkat remaja – dewasa kamu
juga akan menjadi anggota berbagai macam dan jenis kelompok, mulai menjadi
kelompok teman bermain, organisasi sekolah, organisasi bidang sosial, ekonomi,
politik seni dan seterusnya. Jadi jelas sekali bahwa manusia itu sangat terikat
dengan kelompok dan hidup bersama dalam kelompok serta tidak mungkin lepas dari
suatu kelompok (menyendiri tanpa berinteraksi dengan orang lain). Oleh karena
itu para ahli sosiologi memandang kelompok atau golongan itu merupakan unsur
yang sangat penting dalam masyarakat dan tidak mungkin masyarakat tanpa ada
kelompok sosial di dalamnya.
Menurut Merton terjadap dua jenis kelompok social, yakni kelompok
dan kolektivitas.
1.
Kelompok merupakan sekelompok
orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola-pola yang telah mapan
2.
kolektivitas merupakan
orang-orang yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai nilai bersama dan
yang telah memiliki rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peranan.
Keanekaragaman golongan atau kelompok dalam masyarakat harus
dijadikan potensi untuk mempersatukan bangsa, karena pada prinsipnya antara
golongan yang satu dengan golongan lainnya saling membutuhkan. Dalam perusahaan
misalnya golongan atas (atasan) akan membutuhkan golongan bawah (bawahan atau
karyawan). Begitu pula dalam pemerintahan, pejabat pemerintah membutuh
rakyat.
B. Arti Penting
Memahami Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita yang
mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. Walaupun
kita terdiri atas berbagai suku yang beranekaragam budaya daerah, namun kita
tetap satu bangsa Indonesia, memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yaitu
bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia. Begitu juga bendera kebangsaan merah
putih sebagai lambang identitas bangsa dan kita bersatu padu di bawah falsafah
dan dasar negara Pancasila.
1) Menghormati Suku Bangsa di Indonesia
Kita sebagai bangsa Indonesia harus bersatu padu agar manjadi satu
kesatuan yang bulat dan utuh. Untuk dapat bersatu kita harus memiliki pedoman
yang dapat menyeragamkan pandangan kita dan tingkah laku kita dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan demikian, akan terjadi persamaan langkah dan tingkah laku
bangsa Indonesia. Pedoman tersebut adalah Pancasila, kita harus dapat
meningkatkan rasa persaudaraan dengan berbagai suku bangsa di Indonesia.
Dalam mengembangkan sikap menghormati terhadap keragaman suku
bangsa, dapat terlihat dari sifat dan sikap dalam kehidupan sehari-hari,
seperti kerukunan, semangat tolong menolong, musyawarah untuk mufakat serta kesadaran
dan sikap yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Menghormati Budaya di Indonesia
Keanekaragaman budaya merupakan kekayaan bangsa kita. Kebudayaan-
kebudayaan daerah merupakan modal utama untuk mengembangkan kebudayaan
nasional. Kebudayaan nasional adalah puncak-puncak kebudayaan daerah yang ada
di wilayah Indonesia. Kebudayaan daerah yang dapat menjadi kebudayaan nasional
harus memenuhi syarat-syarat, seperti:
1. menunjukkan ciri atau identitas bangsa
2. berkualitas tinggi
sehingga dapat diterima oleh seluruh bangsa Indonesia; dan pantas dan tepat
diangkat sebagai budaya nasional.
Kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil cita, rasa, dan karya manusia dalam
suatu masyarakat dan diteruskan dari generasi ke generasi melalui belajar. Jika
kita telusuri, kebudayaan itu meliputi adat kebiasaan, upacara ritual, bahasa,
kesenian, alat-alat, mata pencaharian, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Dalam arti
sempit kebudayaan diartikan sebagai kesenian atau adat istiadat saja.
Kebudayaan daerah adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat suatu
daerah. Pada umumnya, kebudayaan daerah merupakan budaya asli dan telah lama
ada serta diwariskan turun-temurun kepada generasi berikutnya. Kebudayaan kita
sekarang ini merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan masa
lampau.
Sebagai warga negara Indonesia kita seharusnya bangga dengan adanya
keanekaragaman kebudayaan. Bermacam-macam bentuk kebudayaan itu merupakan
warisan yang tak ternilai harganya. Kita harus menghormati, melestarikan dan
mengembangkan berbagai bentuk warisan budaya yang ada sekarang ini
Sikap
menghormati keanekaragaman budaya dapat kita tunjukkan dengan sikap-sikap berikut
ini.
1.
Menghormati kelompok lain yang menjalankan kebiasaan dan adat istiadatnya.
2. Tidak menghina hasil kebudayaan suku bangsa
lain.
3. Mau menonton seni pertunjukan tradisional.
4. Mau belajar dan mengembangkan berbagai jenis
seni tradisional
5. Bangga dengan hasil kebudayaan dalam negeri
Sikap saling menghormati budaya perlu dikembangkan agar kebudayaan
kita yang terkenal tinggi nilainya itu tetap lestari, tidak terkena arus yang
datang dari luar. Melestarikan kebudayaan nasional harus didasari dengan rasa
kesadaran yang tingi tanpa adanya paksaan dari siapapun.
Pembinaan
kebudayaan daerah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. pertukaran kesenian daerah
b. pembentukan organisasi kesenian daerah
c. penyebarluasan seni budaya, antara lain melalui radio, TV, surat
kabar serta majalah
d. penyelenggaraan seminar mengenai seni budaya daerah
e. membentuk sanggar tari daerah
f. mengadakan pentas kebudayaan
3) Menghormati Agama yang ada di Indonesia
Sejak seseorang sudah diajarkan untuk meyakini dan melaksanakan
ajaran agama yang kita anut. Dalam kehidupan berbangsa, kita mengetahui
keberagaman dalam agama. Agama tersebut tidak mengajarkan untuk memaksakan
kepercayaan kita kepada orang lain. Kita harus menghormati dan menghargai agama
dan keyakinan orang lain, dengan begitu tidak akan ada pertengkaran. Seperti
semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang
artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
4) Menghormati Ras yang ada di Indonesia
Masyarakat Indonesia memiliki keberagaman ras, disebabkan oleh
kedatangan bangsa asing ke wilayah Indonesia, sejarah penyebaran ras di dunia,
letak dan kondisi geografis wilayah Indonesia. Beberapa ras yang ada dalam
masyarakat Indonesia antara lain ras Malayan-Mongoloid yang ada di Sumatera,
Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi. Kedua ras Melanesoid
yang mendiami daerah Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur. Ketiga ras Asiatic
Mongoloid seperti orang Tionghoa, Jepang, dan Korea. Ras ini tinggal menyebar di
seluruh Indonesia, namun terkadang mendiami daerah tertentu. Terakhir adalah
ras Kaukasoid yaitu orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika.
Bagaimana kita bisa bersikap menghormati keragaman ras yang ada di
tanah air? Kita bisa mengembangkan sikap berikut ini.
1. Menerima ras orang lain
dalam pergaulan sehari-hari. Dalam pergaulan di masyarakat, kita membedakan
antara ras yang satu dengan yang lainnya
2. Tidak menjelek-jelekkan,
menghina, dan merendahkan ras orang
lain. Kita, manusia yang diciptakan Tuhan dengan harkat dan martabat
yang sama.
5) Menghormati Golongan yang ada di Indonesia
Bagaimana
kita bisa bersikap menghormati golongan atau kelompok lain yang ada di tanah
air? Sama halnya dengan sikap kita dalam menghormati keragaman ras. Berikut
beberapa sikap yang di kembangan dalam menghormati kelompok atau golongan yang
lain.
1. Menerima golongan atau
orang lain dalam pergaulan sehari-hari. Dalam pergaulan di masyarakat, kita
membedakan antara golongan yang satu dengan golongan dengan yang lainnya
2. Tidak menjelek-jelekkan,
menghina, dan merendahkan golongan atau kelompok yang lain. Kita, manusia yang diciptakan Tuhan
dengan harkat dan martabat yang sama.
6) Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Alat Pemersatu Bangsa
Realitas suatu bangsa yang menunjukkan adanya kondisi
keanekaragaman suku bangsa, budaya, agama ras dan golongan mengarahkan pada
pilihan untuk menganut asas multikulturalisme. Dalam asas multikulturalisme
ada kesadaran bahwa bangsa itu tidak tunggal, tetapi terdiri atas sekian banyak
komponen yang berbeda. Multikluturalisme menekankan prinsip nilai-nilai
kebersamaan di antara keragaman suku bangsa, budaya, agama ras dan golongan
tersebut. Semua suku bangsa, budaya, agama ras dan golongan pada prinsipnya
sama-sama ada dan karena itu harus diperlakukan dalam konteks duduk sama rendah
dan berdiri sama tinggi. Asas itu
pulalah yang diambil oleh Indonesia, yang kemudian dirumuskan dalam semboyan
yaitu “bhineka tunggal ika”.
Bhinneka Tunggal
Ika merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan
yang berasal dari keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas berbagai suku yang
beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu bangsa Indonesia, memiliki
bahasa dan tanah air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia.
Begitu juga bendera kebangsaan merah putih sebagai lambang identitas bangsa dan
kita bersatu padu di bawah falsafah dan dasar negara Pancasila.
Negara kita juga memiliki alat-alat pemersatu bangsa
yang lain yakni:
1. Dasar Negara Pancasila
2. Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan
3. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan
bahasa persatuan
4. Lambang Negara Burung Garuda
5. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
6. Lagu-lagu perjuangan
C. Perilaku
Toleran terhadap Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan antar golongan
Keanekaragaman
suku, agama, ras, dan antar golongan jangan dijadikan sebagai perbedaan, tetapi
hendaknya dijadikan sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kita selaku bangsa
Indonesia mempunyai kewajiban untuk selalu melestarikan persatuan dan kesatuan
dalam Negara yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika
Di samping itu,
dengan mendalami keanekaragaman suku bangsa, ras, agama dan golongan yang ada di
Indonesia, wawasan kita akan bertambah sehingga kita tidak akan menjadi bangsa
yang kerdil. Kita dapat menjadi bangsa yang mau dan mampu menghargai kekayaan
yang kita miliki, yang berupa keanekaragaman kebudayaan tersebut.
Untuk
menciptakan suatu integrasi dalam masyarakat yang memiliki tingkat
keanekaragamaan kelompok sosial yang tinggi diperlukan dengan sikap pengorbanan
sikap toleransi yang besar dan upaya yang kuat untuk melawan prasangka dan
diskriminasi. Sikap toleransi berarti sikap yang rela menerima dan menghargai
perbedaan dengan orang atau kelompok lain.
Adapun sikap toleransi
yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan persatuan dalam keragaman antara lain:
1. Tidak memandang rendah suku atau budaya yang lain
2. Tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi
dan paling baik
3. Menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai
kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya.
4. Lebih mengutamakan negara dari pada kepentingan
daerah atau suku masing-masing.